Beritatangerang.com- Anak pertama pasangan suami istri Surpiyani (22) dan Septian Rasetya (28), Muhammad Falih Akmar berusia 13 bulan diketahui menderita penyakit hidrosefalus. Mereka berharap, penyakit Akmar sembuh dan bisa normal kembali seperti bayi lain-lainnya.
Supriyani mengatakan, sejak lahir kondisi kepala Akmar sudah membesar dan dokter kala itu mendiagnosa Akmar sejak dalam kandungan sudah terkena virus tokso dari hewan.
“Katanya (Dokter) sih kena virus tokso dari hewan gitu, kaya tikus, kucing begitu. Awalnya (kepalanya) lebih besar dari ini malahan, dia tidur enggak bisa telentang, jadi besarnya kebelakang. Kalau ini kan besarnya ke atas, itu kebelakang jadi tidurnya miring,” ungkap Supriyani.
Dalam perawatannya, Supriyani mengaku harus berhati-hati, karena Akmar harus dipasangi selang untuk asupan makananya.
“Dia kan ada selangnya di dalam, jadi harus hati-hati banget, gendong juga hati-hati,” katanya.
Kini Akmar harus menjalani perawatan rutin seminggu sekali di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan. Supriyani mengaku, untuk membawa Akmar ke RS Fatmawati, ia merogoh kocek dalam-dalam membayar jasa antar lewat aplikasi taksi online.
“Iya, karena kan kita ongkos seminggu sekali, naik Grab aja. Waktu itu pernah ada orang sini, katanya mau nawarin pakai ambulan, cuman pas saya whatsapp lagi enggak ada kabar,” terang Supriyani.
“Karena kalau obat itu kan harus rutin yah tiap hari, cuman karena dana kaya gini kita izin juga ke dokternya minta solusi, cuman kata dia kalau anaknya perkembangan bagus ya enggak apa-apa, yang penting sebulan sekali harus, minimal sebulan empat kali,” lanjutnya.
Untuk biaya obatnya pun, membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Namun, disaat kondisi Akmar drop ditambah dengan kejang.
Akmar kemudian dibawa ke Puskesmas Bakti Jaya untuk mendapatkan pertolongan pertama. Akan tetapi, mendapatkan penolakan dari Puskesmas Bakti Jaya dengan alasan tidak bisa menangani penyakit hidrosefalus.
“Cuman kemaren kan dia sempet kejang, aku ke puskesmas malah enggak diterima. Waktu itu dari pihak puskesmas bilang kan kalau ada apa-apa bawa saja (ke puskesmas). Pas dia kejang aku bawa kesana, enggak diterima malah. Katanya takut, ngeri enggak nerima pasien hidrosefalus gitu. Katanya harus ke Rumah Sakit gede kalau gitu, padahal dia yang nyuruh kalau ada apa-apa kesana aja,” papar Supriyani.
Melihat kondisi Akmar sudah pucat dan badan membiru, Supriyani membawa Akmar ke RSU Tangsel dan akhirnya mendapat pertolongan.
“Pas sampe RSUD Tangsel malah saya diomelin. Kenapa enggak ke puskesmas dulu anak sudah kaya gini, kalau ada apa-apa siapa yang mau disalahin. Padahal aku bawa ke RSUD ya penanganannya sama saja, cuman dikasih oksigen doang,” tuturnya.
Saat ini, Supriyani hanya berharap adanya pertolongan dari berbagai pihak khusunya pemerintah untuk bisa merawat Akmar secara intensif. (plp)