Mendiang Ayahanda UYM Dikebumikan di Ponpes Tahfidzul Daarul Qur’an
Beritatangerang.com- Tangis Ustaz Yusuf Mansur (UYM) mengiringi kepulangan ayahanda Abdurrahman Mimbar ke sang khalik. Ayah dari ustaz kondang tersebut dikebumikan di Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfidzul Daarul Qur’an, Kampung Ketapang, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang sekitar pukul 16.20 WIB.
Abdurrahman Mimbar berusia 70 tahun meninggal setelah sebelumnya dirawat di rumah sakit di wilayah Cibubur, Jawa Barat, karena mengalami sakit di dadanya.
Ustaz Yusuf Mansur terlihat tak henti-hentinya menangis mulai dari ketika dirinya membopong keranda sang ayah usai disalatkan di Masjid An-Nabawi, hingga ke liang lahat.
“Meninggalnya karena memang sudah tua, sakit tua. Dinyatakan meninggal pada pukul 08.00 WIB saat dirawat di salah satu rumah sakit di Cibubur,” ujar Ustaz Yusuf Mansur di Pondok Pesantren Tahfidzul Daarul Qur’an, Kampung Ketapang, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, Kamis, 13 Februari 2020.
Ia mengatakan alasan Pondok Pesantren Tahfidzul Daarul Qur’an menjadi tempat istirahatnya terakhir, karena ayahanda meminta untuk dimakamkan di samping istrinya yang terlebih dahulu meninggalkannya.
“Di sini (Pondok Pesantren Tahfidzul Daarul Qur’an) juga sebagai tempat pemakaman keluarga. Di ponpes juga kan tiap hari para santri mengaji, jadi adem suasananya,” katanya.
Ia menuturkan mendapatkan kabar ayahnya tutup usia sekitar pukul 08.00 WIB. Dirinya saat itu tengah menghadiri acara di Surabaya, Jawa Timur.
“Pagi tadi saya menghadiri acara untuk ceramah di Surabaya. Sungguh kaget dapat berita itu dan langsung berinisiatif untuk pulang secepatnya,” ungkapnya.
Semasa hidup ayahnya, ia menambahkan banyak membeplpan inspirasi buat dirinya. Salah satunya dirinya bisa menjadi Qori.
“Saya bisa jadi Qori sebab beliau Qori di Istana Negara, dan kalau ada apa-apa juga beliau baca Qu’ran di istana. Garis dari ayah ibu Kiyai, semua nurunin ke saya,” jelasnya.
Menurutnya, sang ayah merupakan sosok yang sangat ramah dan murah senyum. Beberapa kenangan pun tidak bisa ia lupakan ketika bersama sang ayah, terutama sikap ramahnya kepada semua orang.
“Tentu kehilangan, ayah saya ini orangnya ramah, murah senyum dan suka ketawa. Pokoknya jarang kelihatan sedihnya, itu yang enggak bisa saya lupain. Tapi memang, akhir-akhirnya ini beliau kerap menghabiskan waktu bersama adik-adik,” katanya. (plp)